Pages

Tuesday, April 8, 2008

untukmu Mujaheedah.Aku tidak boleh berhenti menyayangi kalian...

Berikan kekuatan dalam mencari sinar
Di jalan ini ku hadapi duka dan sedu sepi
Bersama teman teman harungi perjuangan
Biarpun kekurangannya ada, Takkan ku gundah


di suatu hari yang kelam

“Aku ingin keluar dari jamaah ini!” sepotong kalimat terlontar dari seorang ikhwah. Bukan untuk yang pertama kali, namun sudah tak terhingga kalimat ini mengiang di telinga kita. Bukan pula yang terakhir kali, karena inilah sunatudda’wah. Pernyataan ini senantiasa membekas di setiap zaman, di setiap episod dakwah, dari zaman kenabian sampai hari kiamat.

aku pula buat tidak peduli

“Silakan akhi, silakan ukhti,” jawab seorang ikhwah menimpali. Beberapa dari kita mempersilahkan kepergian saudara dari barisan ini dengan sikap biasa-biasa. Sikap yang lahir dari pemahaman bahwa hal ini merupakan sunnah dakwah, bahwa akan selalu lahir ikhwah-ikhwah baru, mujahid-mujahid baru, bahwa Islam akan tetap terpelihara sehingga tidak patut barisan ini merengek-rengek demi menahan kepergian seseorang, bahawa natural selection berlaku untuk membersihkan orang-orang yang barangkali memang kurang sesuai memikul beban amanah ini. Sikap ini tidak salah, banyak yang menerapkan dengan apa adanya, maka akhirnya tidak sedikitlah bilangan yang benar-benar mundur dan gugur dari barisan ini

kenapa aku jadi seorang yang tidak peduli?

Saat kita bersemangat, memiliki tingkat iman yang stabil atau sedikit lebih baik, kita seolah-olah melihat saudara kita pun seperti kita. Menerapkan standard stability keimanan kita kepada saudara-saudara kita, atau bahkan adik (ikhwah baru) kita. Maka, ketika keadaan saudara kita tidak stabil, sedang mengalami fluctuatution iman, futur, kita pun menganggapnya sebagai kader manja. Kita melihatnya dengan perspektif berbeza dengan apa yang dirasakannya atau yang diperlukannya. Kita yang stabil memaksa agar dia boleh bertahan di garis keimanan. Sehingga kita tidak merasa terlalu perlu untuk memberinya nasihat, atau motivasi-motivasi keimanan. Sementara betapa ia memerlukan sentuhan-sentuhan perhatian kita.

Kita berfikir bahawa suatu ketika nanti, kita akan hidup sendiri tanpa seorang ikhwah yang menemani di suatu daerah. Sehingga kita mengira bahawa kita harus bersiap-siap untuk hal tersebut. Maka ketika ada seorang yang futur, kita bersikap seolah-olah tidak peduli padanya. Dan ketika dia benar-benar mengucapkan, “selamat tinggal”, kita menyalahkannya atas kelemahannya. Kita menyelamatkan diri atas kesalahan dari futurnya saudara, dengan hiburan-hiburan bahawa ini adalah sunatuddakwah.

wahai mujaheedah, jangan jadi seorang yang tidak peka!

Tidak sedikit kisah-kisah futurnya ikhwah dari barisan ini setelah tarbiyah bertahun-tahun. Bukan hal yang mengejutkan memang, ulama bahkan ada yang murtad, berganti haluan, ustaz pun ada yang terjatuh, saat tergiur dengan indahnya dunia. Kehilangan seorang yang telah memiliki kefahaman dan mobiliti dakwah yang tinggi, apakah boleh diganti dengan masuknya 50 orang baru dalam barisan ini, tanpa kefahaman dan aksi dakwah yang mapan? Lepasnya seorang kader produktif apakah boleh ditutupi dengan hiburan bahwa 50 baru orang yang baru-baru mengikuti daurah tahap awal, dengan produktiviti dakwah yang masih kosong?

sayangilah Qaedah Sulbah kita, kupohon dari kalian semua...

Saudaraku, apakah orang yang baru tarbiyah 1 atau 5 tahun telah boleh menyamai kepribadian Ka’ab bin Malik ra? Nilai keimanan memang tidak boleh diukur dengan lamanya tarbiyah, namun kita bisa melihat secara umum bagaimana keadaan keimanannya dengan parameter usia interaksinya dengan dakwah. Apakah kita akan menyikapi seorang yang baru setahun liqo dengan sikapnya Musa As. kepada Harun As. Saat beliau menarik janggut saudaranya? Atau kita mencuba mengikuti marahnya Abu Bakar ra. Kepada Umar ra yang memilih jalur lembut dalam menghadapi Musailamah dan orang-orang yang menolak zakat? Sekeras itukah kita berperilaku terhadap seorang ikhwah. Dimana senyummu saat pertama bertemu bersama dalam dakwah ini, dimana pelukmu seperti kepada adik-adikmu yang baru masuk dalam aksi tarbiyah?

jadi, kerana itu, prihatinlah!
curilah masamu! selamatkan sahabatmu.. itu semua kerana sebutir DAKWAH jua

1.Kunjungilah saudaramu ketika lama ia tidak menyapamu
2.Smslah ia saat anak usrahmu tidak muncul-muncul dalam pertemuan keimanan
3.Datangilah mereka yang lemah, mereka yang manja, tularkan petuah-petuah juangmu
4.Jangan hilang percaya padanya.Pujuklah! kerana manusia itu fitrahnya iman turun naik! percaya padaku ukhti!

Tidak, tidak ya akhi/ukhti, cukuplah derai airmata ini, cukuplah kesedihan hilangnya seorang ikhwah ‘pencen’ sampai disini, dakaplah dan tahanlah mereka yang hendak pergi.

Kuntum bunga boleh layu, namun rekahnya bunga-bunga mujahid harus terjaga tetap hadir di sebuah kebun.

Kita akan bersama menempuh segalanya
Bersatu hati mendamaikan jiwa yang keluh resah
Janji patri berama ikatan teguh setia
Berjaya menuju gerbang impian kita harapkan

Di hati kita bersama..
Di hati kita melangkah
Jangan dipisahkan kasih bersaudara
Jangan di dendamkan ukhwah yang terbina

kerana kita mujaheedah
maka menjadi tanggungjawab kita bersama untuk saling menopang dari rebah ya..
tabah,thabat,cekal wahai mujaheedah!

7 comments:

Anonymous said...

I almost cried reading through the post~~ rasa bersalah menyelimuti diri mengenangkan betapa diri ini tak berdaya dan tak berusaha memenuhi keperluan sahabat2.. egois nya diriku.. selfish nya diriku.. hisk2..

Anonymous said...

dalili..rindu awak..
kirimkan skeping foto boleh?
bila agaknya kita mungkin ketemu ya?
balek kelate dih tahun ni..?

Anonymous said...

adus..berat sungguh tulisan2 gmex semenjak menjadi mujahidah ni..hehe
tak reti saya nak komen..:P

Anonymous said...

foto? boleh je, insyaAllah.. nnti kita berbalas foto ye. hehe... tahun ni balik klate insyaAllah... tp bulan 9 kot. cuti x teratur sejak2 masuk clinical nih...

missing u too, dearie~~

Anonymous said...

ukhti..
kenapa hatiku...~

----

huhu

dr muthiah said...

huhu
ade ke abg zam..
jzkk atas perkongsian ilmu td..
ia membantu sy memahami dan mncari titik silang fikrah kita..

moga islam terus bersinar di bumi subur volgo..ameeen.same2 kita membangunkannya!

dr muthiah said...

oh..deeha..
shud b sumtin associated wif las nyte incident ya,i guess?

tdak mgapa ukhti..

mgkin ada sesuatu drp Tuhanmu tak lama lg..hihi