salam.
lately, the gaiety filled full my heart..
mungkinkah saya terlebih jiwang?mungkin juga saya terlangkau panjang sejak bergelar mujaheedah(a zam kata)
emm.lupakan~
cuma, jauh di sudut hati..rasa syukur tak dapat diluahkan dgn kata-kata..maka, cukuplah..
kubiarkan QALAM berbicara..
entry ini saya titipkan khusus buat al-fajar..
sejujurnya pernah salah seorang daripada mereka bertanya tentang hal ini..saya cuma mampu tersenyum..ilmu saya yang tak seberapa menambah lagi kekeluan lisan berbicara..lantas, saya tangguhkan hingga ke hari dan malam bersejarah ini..hehe.
ok al-fajar,terimalah
"ANDA SEMUA LOGAM..logam yang terpilih dan istimewa.."
Orang yang menyatakan ungkapan ini boleh dituduh eksklusif. Bahkan
ada yang mengatakan
"Kita ini istimewa, bukan sekadar berbeza".
Nah,kalau yang ini bahkan boleh kita dituduh sebagai facist. Namun ada hal yang saat ini mengganggu ruang benak saya; bahawa kita perlu merasa istimewa, dan perlu menyedari keistimewaan kita. Namun keistimewaan kita bukanlah bermakna ketinggian darjat di antara sesama manusia, bahkan boleh membawa bermakna sebaliknya.
Istimewa kita membawa lebih tanggungjawab
Seorang kawan mengatakan bahwa pengetahuan dan pemahaman
adalah "perangkap" bagi kita. Kerana kita dituntut untuk beramal sesuai
dengan pengetahuan dan pemahaman kita, dan Allah SWT akan
mengazab orang-orang yang amalnya tidak sesuai dengan
pengetahuannya. Kita tidak mahu menjadi orang yang sudah tahu mana
yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana buruk, tapi
masih menolak mengikuti kebenaran dan enggan meninggalkan
keburukan. Orang yang bodoh adalah orang yang tidak mengetahui
kebenaran, sedangkan orang yang ingkar adalah orang yang mengetahui
kebenaran tapi menolak mengikuti kebenaran tersebut.
Dan "celaka"nya, kita ini termasuk orang-orang yang dalam segi
pemahaman Islam lebih baik dibandingkan dengan rata-rata mahasiswa
di kampus kita. Kita beraktiviti dalam organisasi Islam –baik ruhi
ataupun LDF/LDK-, kita membaca buku-buku Islam lebih banyak dan
lebih dari kebanyakan mahasiswa, kita mengalami proses tarbiyah
secara khusus, dan kita beraktiviti atas nama dakwah sehingga pemahaman kita akan amal-amal dalam Islam, terutama amal dakwah, lebih baik dari kebanyakan teman-teman kita yang lain.
Barangkali ia promoter untuk kita Ujub?!
‘Ujub? Tidak sepatutnya! Kerana ketinggian pemahaman kita sama
sekali tidak menunjukkan ketinggian darjat kita.
penting dari sekedar memahami, iaitu melaksanakan apa yang kita
fahami. Dan inilah yang mungkin boleh menambah nilai diri kita di mata Allah ‘azza wa jalla. Pemahaman ini juga berisiko sebaliknya, iaitu menurunkan kualiti kita di mata Allah, saat kita menolak untuk beramal sesuai dengan pemahaman kita.
Hingga "terperangkap" lah kita di sini. Kita "terlanjur" tahu mana yang
benar dan mana yang salah, "terlanjur" tahu apa yang dapat membawa kita pada kemuliaan dan apa yang menggiring kita menuju kehinaan. Dan kita tidak punya pilihan selain beramal.
maka, prinsipnya?
"Jadi lebih baik kalau kita tidak tahu apa-apa?
sebaliknya?)
Kalau memang kita memilih untuk tidak tahu apa-apa, matikan saja
fungsi akal kita! Maka kita akan menjadi makhluk yang tidak berbeda
dengan haiwan yang tidak tahu kebenaran dan kesalahan, kebaikan dan
keburukan.
Kita Harus Diperlakukan Istimewa
"Kenapa ada ta’limat yang hanya untuk sebagian ikhwah-akhawat saja?
Kenapa kita diasingkan yang lain tidak? Kenapa kita wajib memenuhi
permintaan tapi yang lain tidak?" Jawapannya mungkin sama dengan
alasan kenapa yang dipulaukan waktu Perang Tabuk hanya 3 orang
sahabat saja.
Saat RasuluLlah memerintahkan kaum muslimin untuk berperang dalam
Perang Tabuk, banyak warga Madinah yang tidak ikut berperang.
Sebagian besar adalah orang munafik dan kaum muslimin yang
keimanannya belum kuat. Orang-orang munafik ini memberikan berbagai
alasan agar dapat dimaafkan, tapi ada 3 orang sahabat yang sungguh-
sungguh keimanannya, dan mereka mengakui kekhilafan serta dosa-
dosanya, iaitu Ka’ab bin Malik, Murara bin Rabi’ dan Hilal bin Umayyah.Sepulang dari Perang Tabuk RasuluLlah beserta kaum mu’minin
memboikot hanya mereka bertiga dalam urusan kemasyarakatan.
Jadi memang ada orang yang seharusnya mendapat layanan/hukuman
berbeza berbanding yang lain walaupun pelanggarannya sama.
maka, prinsipnya?
Kita yang sudah tahu pentingnya ketaatan dalam berjamaah harus diperlakukan berbeza daripada yang belum tahu; hukuman/teguran harus lebih berat kalau tidak taat. Kita yang sudah tahu adab pergaulan harus ditegur lebih keras daripada yang belum tahu kalau melakukan hal yang "macam-macam" .
Istimewa bukan untuk ujub
‘Ujub lagi? Tidak seharusnya! Sekali lagi ini berhubungan dengan
pengamalan pemahaman kita. Mungkin harusnya kita malu kerana kita
masih minta banyak keringanan dan mencari-cari alasan kalau tidak
melaksanakan seruan dan amanah dakwah.
Saya Ini Penyu, Ikhwah-Akhwat Itu Rembulan
Pernah ada yang berkata "Saya ini sebenarnya malu dengan ikhwah-akhawat. Terasa saya kurang segala-galanya berbanding mereka. Kalian pun sangat mantap, manakala saya baru mula bertatih. Terasa bagai mahu menangis. Mengapa kalian begitu cepat belajar dan sudah pandai berlari tatkala saya baru
Kedengarannya mungkin ikhwah kita ini sangat tidak percaya diri. Tapi kata-katanya bersumber dari muhasabah, sehingga sangat berbekas di hati saya. Merefleksi diri sendiri, saya mengakui sesungguhnya diri ini masih tidak banyak menyumbang banyak ke dalam usaha dakwah&tarbiyah (D&T) ini. Dan Saya pun ikut merasa ibarat penyu yangtak layak bersanding dengan rembulan.
Terkenang pula sebuah tayangan yang pernah kami sama-sama tonton sewaktu program MUsliMmah MYnutes (MUMMY)-mengatakan bahwa dakwah ini dibangun dengan susah payah dan kerja keras para da’i, bermula dengan seorang (nabi Muhammad saw) kemudian disambung oleh para sahabat, kemudian para tabi’en, dan zaman kini para ulama. Namun untuk merosak bangunan dakwah ini cukup hanya dengan kecerobohan satu dua orang saja.Sungguh menjadi sebuah mimpi buruk bagi kita, bila di Hari Akhir nanti kita dimintai pertanggungjawaban kerana telah merosak kerja keras saudara-saudara kita, bukannya memecahkan masalah dakwah malah menjadi masalah itu sendiri, bukannya meringankan beban saudara-saudara kita malah menambah berat beban itu.
Dan bukankah selama ini kita memang sudah membebankan ikhwah-
akhawat? Kita sudah memerah para murabbi/murabbiyah agar mereka
mengorbankan waktu, tenaga, dan fikiran demi membina kita, tapi
ternyata produktiviti kita dalam dakwah sangat kurang ("Kaga [Tak]
balik modal" kalau kata orang Betawi). Kita juga sudah menyia-nyiakan ikhwah-akhawat yang sudah letih memikirkan pembinaan
kita, yang sudah sibuk-sibuk menguruskan daurah, mengelola mentoring/halaqah kita, dan sudah penat memikirkan kenakalan-
kenakalan kita. Sementara kita sendiri belum melakukan apa-apa bagi
dakwah, dan belum berbuat apa-apa untuk meringankan beban mereka…
ayuh!giliran kalian bakal tiba nanti al-fajar..circle ummah ini begitu..pattern nya begini..moga kita saling melengkapi kerana bukan semua orang memahami fiqh ini..
KN:thabat ya anak-anak usrahku!
5 comments:
takut bila tiba giliran kami...takut ilmu di dada sgt sedikit..tkt tak mmpu menghadapi masa tu..bantula kami..pimpinlah kami...
salam aisha..
tak mengapa..
Allah itu ada..
Dia memerhati segala..
i can see the potential thru all ur eyes..
insya allah the tyme will come itself..
buat masa nie..kita sama2 bertatih dan saling menyokong k..
tegurlah selalu diri yg masih banyak kekurangan ini..
jzkk krn korg sume sudi menerima KN seadanya
masukan yg bagus! tahu x, waktu menyusuri kisah pemulauan 3 sahabat, sehingga taubat mereka diterima dan Allah memaafkan mereka, Rasulullah s.a.w para sahabat berlari memeluk mereka bertiga kerana sgt merindui sehabat yg turut sama berjuang dan berdakwah dgn mereka. sampai sy hampir menitiskan air mata. nasib baik bleh tahan.. hehe..
pernah sorg tokoh Yahudi mengatakan "kami takkan pernah takut pd ummat Islam kerana mereka bukan ummat yg membaca". Betapa pentingnya kedudukan ilmu hingga menjadi satu timbangan kebangkitan dan kehinaan kita. dan sebagai wahyu pertama yg diturunkan utk kita. satu kesedaran yg perlu ada; keutamaan ilmu berbanding amal...
p/s: pernah Allah s.w.t berfirman dlm Quran, ada golongan yg menyangka sudah melakukan byk jasa utk agama, sedangkan mereka tak melakukan apa pun. satu renungan yg sgt bagus, ya ukth...
jzkk kak naqibah..sayang gmex..nk jd anak usrah gmex forever..hehe
isk isk
terharu sy dibuatnya..
huhu..
aisha,kita sama2 lengkaplan buku mutabaah jg..
byaknye rompong2 sy punye=P
dalili..jzkk bertandang!
moga allah menempatkn kita d kalangan org2 yg sedar diri dan tdk bongkak..
Post a Comment